Page 13 - Esmurin Tomodachi 6
P. 13
Tokoh
B.J. HABIBIE
seba
gai
BAPAK DIRGANTARA INDONESIA
oleh Ust Heni
Bapak Bacharuddin Jusuf Habibie atau yang lebih dikenal dengan B.J. Habibie
adalah seorang lulusan dari Institut Teknologi Bandung jurusan teknik mesin. Setelah
itu, ia melanjutkan studinya di RWTH Aachen University (Jerman Barat) dengan
spesialisasi konstruksi pesawat terbang.
Sosoknya dikenal sebagai Presiden ketiga Republik Indonesia (21 Mei 1998 - 20
Oktober 1999). Sebelum menduduki kursi tertinggi itu, ia pernah menjabat sebagai
Menteri Negara Riset dan Teknologi (Menristek) sejak tahun 1978 sampai Maret 1998,
namun dibalik jabatan menterengnya ia lebih dikenal sebagai seorang jenius yang
memiliki segudang karya dan penemuan yang bernilai sangat tinggi. Penemuan B.J.
Habibie sangat memiliki andil dalam perkembangan industri di Indonesia, khususnya
dalam bidang penerbangan.
Setelah menimba ilmu di negara Barat, B.J. Habibie kembali ke tanah air untuk
memberikan kontribusinya melalui teknologi-teknologi yang pada saat itu mulai
dikembangkan. Salah satu usahanya ialah dengan mendirikan perusahaan pesawat
terbang pertama di Indonesia, yaitu Industri Pesawat Terbang Nurtanio (IPTN) yang
sekarang lebih dikenal dengan nama PT Dirgantara Indonesia.
Deretan Penemuan BJ Habibie di Bidang Kedirgantaraan
Sebagai seorang ilmuwan yang telah menekuni berbagai ilmu yang memiliki
keterkaitan dengan pesawat terbang dan dunia penerbangan, B.J. Habibie tidak
berhenti sampai di titik itu saja. Ia kemudian beranjak ke tahap berikutnya yaitu
dengan mencoba membuat sendiri sebuah karya yang kelak menjadi alasan utama
mengapa sosok seorang B.J. Habibie menjadi salah satu contoh teladan bagi
masyarakat Indonesia.
Beberapa karya atau penemuan dari B.J. Habibie yang telah diakui oleh masyarakat
internasional diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Crack Progression Theory
Sekitar tahun 1960, kondisi teknologi pesawat terbang masih banyak ditemukan
guncangan keras ketika take-off maupun landing menjadi awal dari keretakan atau
crack. Semakin lama keretakan itu akan semakin memanjang dan dapat berakibat
buruk sebab sayap pesawat berpotensi patah tanpa diduga.
Melalui Teori Crack ini, risiko pesawat jatuh dapat dicegah dan membuat
pemeliharaannya menjadi semakin mudah dan murah.
9